Sunday, February 22, 2015

FORD LASER KA/KB (1981-1985)

Ford Laser adalah mobil compact yang dijual oleh Ford di Asia, Oseania, dan bagian dari Amerika Selatan, dan Afrika. Hal ini umumnya telah tersedia sebagai sedan atau hatchback, meskipun konversi, wagon dan pick-up versi juga telah tersedia di pasar yang berbeda.

KA/KB (1981–1985)
KA Laser (kode model Australia), yang dibangun di bawah lisensi dari Mazda, diperkenalkan pada Maret 1981. Pada bulan Januari 1983 mengalami perubahan untuk menjadi KB [8] perubahan cahaya dibuat. Ke belakang, sementara bagian depan didesain ulang di gaya yang lebih modern, menyelaraskan dengan tampilan perusahaan Ford pada zaman tersebut. Di Jepang ini disebut sebagai "BE" Laser, berkaitan dengan "BD" kode model yang digunakan untuk Familia yang sesuai / 323. Awalnya hanya dijual dengan mesin 1.3 liter, mesin 1.1 liter yang lebih kecil tidak pernah tersedia di Australia. Kemudian, 1,5 liter versi ditambahkan, bahkan akhirnya versi turbocharged.
Selain sedang dibangun di Australia dan Jepang, beberapa Laser juga dirakit di Selandia Baru. Selandia Baru dibangun hatchback Laser yang tersedia dengan 1,1 liter (Ritz), 1,3 liter (GL), dan 1,5 liter (Olahraga) mesin, sedangkan sedan Laser (L, Ghia) tidak tersedia dengan mesin 1.1 liter. [9 ] Di beberapa negara, seperti Australia, empat pintu sedan bodystyle dipasarkan sebagai "Ford Meteor".
Diperkenalkan pada tahun 1981, Ford Meteor adalah nama yang diberikan untuk versi sedan dari Laser tersebut.
Ketika Meteor dirilis di Australia pada tahun 1981 sebagai seri GA, diganti yang lebih besar Cortina, meskipun ini adalah tindakan sementara sebelum Telstar diperkenalkan. Meteor grille sedikit berbeda dan tersedia pada satu model lainnya: rumah-pasar Mazda Familia sedan. Mengganti indikator ambar Laser adalah yang putih, dan kisi-kisi memiliki lebih dari "telur-peti" pola dari bilah hitam polos dari Laser. Meteor juga memiliki lampu lebih besar dari Laser, yang memiliki yang lebih kecil "cekung" ke bodyshell. Di Australia, itu hanya tersedia dengan mesin 1,5 liter pada saat peluncuran, di GL dan Ghia trims-1,1 liter atau 1,3 liter mesin tidak ditawarkan. Tentu, itu pekerjaan yang sulit menggantikan Cortina, yang memiliki mesin mulai dari 2.0 liter, hingga 4.1 liter enam silinder, serta pilihan station wagon. Model facelifted jangka menengah 1983, kode GB, membawa rentang lebih dekat bersama-sama, meskipun Meteor terus sebagai garis premium terpisah dan sedikit lebih.

Spesifikasi mesin:

Mazda E1, 41 kW (55 hp) 1.1 L SOHC carb 8V ('Ritz', 'L', dan model Selandia Baru 'GL')
Mazda E3, 49 kW (66 hp) 1.3 L SOHC carb 8V ('L' dan model 'GL')
Mazda E5, 54 kW (72 hp) 1,5 L SOHC carb 8V ('L', 'GL' dan model 'GHIA')
Mazda E5, 59 kW (79 hp) 1.5 L Twin Carb 8V SOHC (model 'Olahraga')
Mazda E5T, 78 kW (105 hp) 1,5 L SOHC carb 8V Turbo (edisi terbatas model 'Turbo')
Mazda E5T, 85 kW (114 hp) 1,5 L EFI 8V SOHC Turbo (model 'Turbo' Jepang)

1983–1985 Ford Laser (KB) GL 5-door hatchback.

 

























1980 - 1985Ford Laser (KA) GL 5-door
















1983–1985 Ford Meteor (GB) Ghia.


SEJARAH FORD LASER INDONESIA

Tiga puluh tahun. Bukanlah waktu yang singkat bagi perjalanan karir Robby Ludong. Ia, dengan konsisten, bekerja di perusahaan otomotif yang hanya memasarkan merek kendaraan yang sama, Ford.
Pada 1982, Robby –begitu ia akrab disapa– telah bergabung sebagai sales & marketing manager di PT Harapan Mobil Nusantara (HMN), main distributor PT Indonesia Republic Motor Company (IRMC). HMN ini ditunjuk secara eksklusif oleh IRMC untuk mengimpor mobil Ford dalam bentuk compeletely knock down (CKD) dari Ford Motor Company di Hiroshima, Jepang, dan memasarkannya ke seluruh Indonesia.
Dua tahun berselang, tepatnya pada 1984, Robby bergabung dengan IRMC hingga akhirnya diakuisi PT Ford Motor Indonesia pada 2001.
Tak mengherankan jika pria ramah dan baik hati ini tahu betul mengenai seluk-beluk Ford. ”Saksi Sejarah” Ford di Indonesia ini menjawab dengan detail setiap pertanyaan yang dilontarkan redaksi fordlaserbogor. Berikut petikan wawancara dengan pemilik nama lengkap Robby Stefanus Ludong yang saat ini menjabat sebagai General sales manager di Ford Jakarta Timur.
Apa alasan IRMC saat itu sehingga memutuskan untuk memasarkan Ford Laser sebagai taksi?
Kami melihat ada peluang yang masih terbuka di segmen taksi. Dengan demikian kami dapat meraih volume penjualan yang cukup besar. Saat itu, Ford hanya memiliki dua line product, karena harus diimpor dalam bentuk CKD, yakni Laser dan Telstar. Keduanya tersebut adalah tipe sedan. Khusus untuk tipe Laser taksinya tidak kami pasarkan lagi ke pasaran umum.
Mulai dari tahun berapa dan sampai tahun berapa Ford Laser dipasarkan untuk taksi?
Ford Laser dipasarkan sejak tahun 1986 hingga 1998.
Bisa tolong diceritakan dari strategi bisnisnya dan keunggulan teknis mobilnya.Sebagaimana strategi awal yang diterapkan, tipe sedan yang kami pasarkan untuk taksi tidak dijual untuk umum. Tipe ini memiliki keunggulan: memiliki ruang penumpang yang lapang, mesin yang handal, dan beberapa spesifikasi teknis yang kami sesuaikan peruntukannya, yakni heavy duty. Mulai dari suspensi, break pad, radiator, serta penggunaan jok atau plafon yang mudah dibersihkan.
Berapa sih harga yang dijual ke perusahaan taksi?
Pada 1998, Ford Laser dijual di bawah harga Rp 100 juta off-the road bebas pajak barang mewah. Total penjualan rata-rata setahun mulai dari 2.400 sampai 4.000 unit.
Perusahaan taksi yang mana saja membeli Ford Laser?
Hampir 90 persen perusahaan taksi yang ada di 25 provinsi, kecuali Irian Jaya (sekarang Papua), yang kala itu menggunakan taksi sedan Ford Laser. Antara lain: Blue Bird Group, Express Taxi, Kosti Jaya, President Taxi, Zebra Taxi Surabaya, dan hampir seluruh airport taxi yang dikelola Primkopau, Primkopad, atau koperasi taksi lainnya.
Kenapa IRMC memasukkan Ford Laser taksi yang berkapasitas mesin 1.300 cc? Bukankah ada juga Ford Laser yang 1.500 cc?
Karena mesin berkapasitas 1.300 cc itu irit pemakaian bakar bakar di mana menjadi salah satu persyaratan sebagai angkutan taksi.
Benarkah Ford Laser taksi diimpor dari pabrik Toyo Kogyo, Jepang dalam bentuk CKD? Kemudian dirakit di mana?
Betul, karena pada waktu itu pabrik Toyo Kogyo di Hiroshima Jepang. Single Share Holder saham terbesar dimiliki oleh Ford Motor Company. Assembling plant yang kami gunakan awalnya di PT Indonesian Service Company. Namun karena assembling plant ini diambilalih manajemen oleh PT Astra Group, maka perakitan taksi ini dilakukan di PT Gaya Motor dan PT Nasional Assembler. Kemudian berlanjut ke PT Alun dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia. Untuk memenuhi permintaan kendaraan Ford pada saat itu, pada dasarnya kami selalu menggunakan dua assembler untuk merakit unit Ford Laser dan Ford Telstar.
Selain Ford Laser, Ford apa yang dipasarkan IRMC?
Untuk pemasaran retail, kami mulai memasarkan Laser Ghia 1.300 cc dan 1.500 cc, baik yang 4 pintu maupun yang 5 pintu. Berlanjut dengan Ford Laser TX3 1.600 cc dengan 3 pintu.
Kemudian kami memasarkan Ford Sonic 1.300 cc 4 pintu, Ford Gala 1.600 cc 4 pintu dan Ford Champ 1.800 cc 5 pintu liftback. Selanjutnya, Telstar GL 1.800 cc 4 pintu dan Telstar TX5 2.000 cc 5 pintu liftback.
Dari seluruh tipe Ford tersebut, kami impor dari Jepang berupa CKD. Dan Ford Champ 1.800 cc paling laku terjual. Lebih kurang 1.000 unit.Dan yang terakhir, kami memasarkan Ford Laser Lynx 1.600 cc dan 1.800 cc 4 pintu, Telstar Ghia 2.000 cc 4 pintu, dan Telstar Challenge 2.000 cc 5 pintu liftback.
Bagaimana komentar bapak tentang fordlaserbogor?
Sangat bagus, karena fordlaserbogor sudah turut mempertahankan nama besar Ford di Indonesia. (FLB)

SUMBER:http://www.fordlasercommunity.org/

VARIAN FORD LASER

Ternyata, varian Laser di Tanah Air cukup banyak. Diawali Laser 'Ghia' GL yang pertama muncul di akhir '89, kemudian dilanjut Ford Laser Champ yang beraura sport karena mesin 1.800 cc injeksi, DOHC. 
Pada tahun yang sama, Ford Indonesia juga merilis Ford Laser Sonic 1.300 cc dan Gala 1.600 cc yang masih mengusung pasokan karburator dan mesin SOHC (Single Over Head Camshaft).

“Pada era '90-an, mobil karburator masih menjadi pilihan mayoritas pemakai mobil,” papar Rozzi Aditya yang pakai Ford Laser Sonic 1.3L keluaran 1990. Tak kelar sampai disitu, pada 1996 meluncur kembali varian Laser yang lebih modern dan dikenal dengan sebutan Lynx. Mengusung mesin BP5 dengan teknologi pasokan injeksi dan DOHC. 

Ford Lynx merupakan sedan saloon 4 pintu bermesin 1.600 cc yang terbilang sukses di belahan benua Australia, Afrika, Jepang dan Eropa. Bisa jadi karena dimensi yang kompak dan mengusung mesin powerful, namun konsumsi bahan bakar terbilang moderat alias tidak boros. 
Malah, untuk varian Lynx keluaran terakhir yang melenggang pada 2003, mesin dibekali kapasitas 1.800 cc yang juga mengusung camshaft ganda (DOHC). “Kalau di luar negeri, banyak yang engine swap dari 1.6L menjadi 1.8L,” jelas Viky. Tak heran bila Lynx 1.600cc menjadi dream car back to 90s tak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara. “Kalau saya sebatas melestarikan saja dengan tampilan orisinal,” bisik Viky lagi.

Menjadi bertolak belakang dengan Ford Laser Champ milik Andreas Eka yang sudah full rollbar dan suspensi ceper. Champ keluaran 1990 berkelir merah ini memang diset untuk besutan harian sekaligus gacoan slalom test. “Kalau enggak bentrok dengan acara keluarga, saya pasti ikut event slalom test,” ujar Andreas semangat. 

Ford Laser Champ memang memiliki aura performa diatas rata-rata. Berdimensi kecil karena semi hatchback, namun tenaga yang mampu disalurkan ke roda depan terbilang besar karena mesin injeksi dengan kapasitas 1.800 cc.

Sesuai namanya yang berarti sang juara, Laser Champ menjadi salah satu dream car back to 90s. Pesaing keras Mazda Astina yang mengusung mesin sama persis. “Buat dalam kota juga enak karena torsi besar yang membuat konsumsi BBM terkontrol,” terang Ruly Patria, pemakai Champ berkelir hitam dan pelek besar. 
SUMBER. http://mobil.otomotifnet.com/